Traffic

Kamis, 16 Agustus 2012

Proses Konseling Berfokus Pada Solusi



A.   Membuka Percakapan
1.   Menyambut dan menerima klien dengan penuh perhatian, kehangatan, dan ketulusan.
(Misalnya: Selamat siang juga…Silahkan…Silahkan…Duduknya sini…Sebentar ya. Bapak bereskan ini dulu sekalian. Baik…Bagaimana nak baik-baik saja kan? Syukurlah…………..Ada yang perlu disampaikan kepada bapak sehingga kalian datang kemari…?)
2.   Membuka pembicaraan dengan topik-topik netral.
(Misalnya: Ini mas Bayu kan…maaf bapak suka lupa. Mas Bayu itu klas 8 B ya…? Baik….. Apa tidak ada pelajaran mas Bayu sehingga pada jam pelajaran begini datang kemari? Ooh.. memang minta ijin untuk kemari? Benar sudah seijin pak guru? Baiklah…).
3.   Membuka pembicaraan tentang maksud dan tujuan klien.
(Misalnya: Pada jam pelajaran begini mas Bayu tidak mengikuti pelajaran, tapi memilih datang kemari. Apa yang mas Bayu inginkan..?)
4.   Menjelaskan kedudukan dan peran klien dan konselor selama proses konseling.
(Misalnya: Seperti yang sudah mas Bayu tahu, bantuan pemecahan masalah melalui konseling seperti ini, diperlukan kerjasama antara orang yang sedang bermasalah dengan orang yang akan membantu memecahkannya agar diperoleh kejelasan tentang masalahnya dan ketepatan pemecahannya. Oleh karena itu Bapak nanti akan bertanya tentang hal-hal yang Bapak perlukan, dan mas Bayu hendaknya dengan sukarela menjawabnya/memberikan keterangan apa adanya sesuai dengan kenyataanya. Di samping itu, dalam mencari pemecahannya mas Bayu tidak “menunggu” saja hasil dari berfikir Bapak, tapi juga ikut memikirkannya. Paham mas Bayu…?)
5.   Bertanya dan mendengarkan sejenak permasalahan yang diungkapkan klien, untuk mengenali permasalahan yang sedang dialami atau membelenggu klien.
(Misalnya: Coba sekarang utarakan kepada Bapak yang mas bayu rasakan tidak enak, yang menggangu pikiran atau perasaan mas Bayu saat ini. Ketahuilah…semua apa yang menjadi masalah mas Bayu akan bapak jaga kerahasiaannya, baik sekarang maupn kapan saja…)

B.  Proses Menuju Solusi
6.   Sesegera mungkin mendorong klien beralih dari pembicaraan tentang masalah yang sedang dialami menjadi diskusi, dengan fokus pemecahan masalah atau solusi.
(Misalnya: Baik, saya memahami masalahmu namun ada hal yang lebih penting dari pada sekedar membicarakan masalah yang sedang mas bayu alami. Apa itu menurut mas Bayu…? Yaitu….. (solusinya)).
Menumbuhkembangkan kesadaran:
7.   Mendiskusikan tentang kekecualian (exeption).
(Misalnya: Dalam keadaan atau suasana seperti apa mas Bayu lepas dari perasaan yang membebani atau membelenggu seperti ini?)
8.   Jika exeption gagal, maka memunculkan pertanyaan ajaib (miracle question).
Membuat pilihan sadar:
9.   Membantu merumuskan perilaku exeption yang positif sebagai tujuan.
(Misalnya: Coba katakan perilaku positif seperti apa yang akan mas Bayu lakukan?…Ayo katakan!……(Sebagai ganti perilaku saya yang……….saya akan…….)).
10.               Membantu mengoperasionalkan tujuan, sehingga tujuan menjadi spesifik dan terukur.
(Misalnya: Coba katakana dengan lebih konkrit dan rinci lagi perilaku yang akan mas bayu lakukan itu…!)
11.               Mendiskusikan bagaimana cara mencapai tujuan.
(Misalnya: Apa saja yang akan mas Bayu lakukan untuk bisa begitu…? Apa lagi?)
12.               Mendorong pencapaian tujuan pada kurun waktu kekinian, bukan esok atau pada suatu waktu nanti. Anggaplah sesi konseling itu adalah sesi terakhir.
(Misalnya: Setelah mas Bayu terbelenggu oleh…, sekarang mas bayu berada pada keadaan….Selanjutnya mas Bayu akan mengatakan akan berbuat apa hari ini…bukan esok?)
13.               Mendiskusikan seberapa tingkat ketercapaian tujuan.
(Misalnya: Seberapa yakinkah tujuan itu atau perilaku itu bisa mas Bayu wujudkan?)
14.               Menyadarkan klien bahwa tanggung jawab kendali pencapaian tujuan adalah klien.
(Misalnya: baik…terwujud tidaknya perilaku itu tidak tergantung pada siapa-siapa, tetapi tergantung pada mas Bayu sendiri. Bagaimana?)
C.  Mengakhiri Sesi Konseling
Penyimpulan:
15.               Perumusan alternatif-alternatif solusi.
(Misalnya: jadi beberapa alternatif pemecahannya adalah……)
16.               Penetapan solusi yang dilakukan.
(Misalnya: Solusi yang mas Bayu pilih adalah…..)
17.               Operasionalisasi tindakan-tindakan yang dilakukan utnuk pencapaian tujuan.
(Misalnya: yang akan mas Bayu lakukan agar perilaku yang mas Bayu inginkan itu dapat terwujud adalah…….)
18.               Penetapan indikator atau kriteria tingkat ketercapaian tujuan.
(Misalnya: Ukuran dari perilaku yang mas Bayu inginkan itu terwujud adalah……)
19.               Perencanaan sesi konseling berikutnya (kapan: hari dan waktu/jam), serta empat dimana sesi berikutnya akan dilakukan.
(Misalnya: Baiklah….Bagaimana mas Bayu untuk pertemuan selanjutnya? Masih perlu ketemu kan? Katakan……. Kapan (hari, jam)….tempatnya……!)
Sumber: Hand Out-Mata Kuliah Teori2 Konseling. 2011. Dosen Pengampu: Prof. Dr. Soeharto, M.Pd-Dra. Chadijah H.A., M.Pd.)

0 komentar:

Posting Komentar

 

My Blog List

Term of Use

Catatan Kuliah Copyright © 2009 Flower Garden is Designed by Ipietoon blogger template for web hosting Flower Image by Dapino